Selamat Datang di Blog Kami

Blog ini khusus memuat catatan dan kumpulan status Abdullah Isma'ili di facebook

Blog ini merupakan bentuk terima kasih kami (admin) pada abah kami Abdullah Isma'ili

Silakan bertanya pada kami di facebook
1. Safiyah Alifa
2. Syarifah Safinah Alaydrus
3. Yudas Iskandar
4. Evida Zaitun Alkaff
5. Surya Hamidi

lovely family

lovely family
edited by Zakki Assegaf

Kamis, 27 Januari 2011

PINTU ILMU 7 :

Pintu Ilmu 7:

IMAMAH DALAM ALAM MATEMATIKA (5)

Kali ini kita memcoba memahami GARIS, LINGKARAN, dan TAWAF...

7.1. GARIS LURUS, TITIK RASIONAL, DAN TITIK IRRASIONAL

Ini seperti 2 + 3, berapakah? Ya, anak kecil pun tau, 2 + 3 = 5. Dipandang mudah sehingga tak ada lagi yang bertanya, "Mengapa?" Seakan-akan tertulis dalam semua Kitab Suci bahwa 2 + 3 = 5.

Biasanya diminta, "Gambarlah GARIS LURUS!" Maka kita main tarik garis saja dan kita terima sebagai garis lurus. Padahal itu hanya sepenggal garis saja. Definisi garis dalam GEOMETRI adalah adanya DUA TITIK. Sementara, apabila kita gambarkan, atau kita tunjukkan dalam ruang, maka yang tampak adalah BANYAK TITIK. Dalam geometri, memang, garis pada akhirnya memuat tak hingga banyak titik. Akan tetapi yang tak hingga itu berada DI DALAM garis, tak tampak oleh kita. yang TAMPAK hanyalah DUA TITIK. Yang dimaksud dengan TAMPAK adalah RASIONAL. Seperti BILANGAN RASIONAL adalah BILANGAN YANG TAMPAK, yang dapat ditunjuk.

Antum tinggal di Jalan Apolo No. 9, jelas, karena 9 adalan bilangan yang bisa dihitung. Tidak ada manusia yang tinggal di No. pi atau No. akar dari 2--mungkin jin yang tinggal di situ.

AKSIOMA GARIS RASIONAL

~#~

Garis rasional adalah garis yang dibentuk oleh dua TITIK RASIONAL.

Yang dimaksud dengan TITIK RASIONAL adalah titik yang SIMETRI dengan BILANGAN RASIONAL.

~#~

Untuk memahmi AKSIOMA di atas, Antum perlu mengenal BILANGAN RASIONAL. Akan kita bahas pada pasal berikut...

Di sisa pasal ini mari kita mencoba sekedar memahami akar masalahnya saja...

Apabila ada dua titik yang membentuk garis, katakanlah titik-titik A dan B, maka garis yang dibentuk itu kita definisikan dengan menulis simbol g0 = (A, B). Maksudnya, setelah A adalah B, dan tiada yang menyelip di antara A dan B. Misalkan ada titik C yang berada di garis tersebut. Maka ia tidak boleh berada di antara A dan B. Mengapa? Karena, jika demikian, maka garis tersebut menjadi g1 = (A, C) atau g3 = (B, A), atau g5 = (C, B).

Koq bisa?

Ya, mendefinisikan gariS Sebagai g0 = (A, B) itU Berbeda dengan g3 = (B, A). Mengapa? Karena berbeda dalam ARAH. Nah, garis lurus yang kita kenal selama ini adalah GARIS TANPA ARAH. Tanpa arah artinya TAWAF
boleh dalam arah suka-suka... Juga, shalat silahkan menghadap kemana saja...

Garis dengan dua titik yang teratur, yang dibedakan antara yang depan dan yang belakang, adalah SANGAT PENTING. Misalkan C adalah titik di garis itu, maka pertanyaannya: Siapa di depan C? Atau siapa di belakang C? Tanpa mengetahui jelas dimana posisi C, maka jadilah g1 = (A, C), g3 = (B, A), dan g5 = (C, B) juga dipandang sebagai garis g0 = (A, B).

Apabila C adalah titik pada garis g0 = (A, B), maka garis tersebut adalah juga g2 = (B, C) dan g4 = (C, A). Ini benar karena tidak bertentangan denga g0 = (A, B), yaitu tidak ada titik di antara A dan B.

7.2. MEMAHAMI BILANGAN RASIONAL DENGAN "IHDINÂ AL-SHIRÂTH AL-MUSTAQÎM"

Bilangan rasional adalah bilangan yang DAPAT DITEMUKAN. Dapat ditemukan tentu karena ada PETUNJUK. Petunjuk yang paling normatif adalah DIURUT.

Menyebutkan 3 artinya antara 2 dan 4. Atau diperkecil lagi terus. BILANGAN RASIONAL adalah bilangan yang DIAPIT oleh dua bilangan rasional.

Kalau Antum melangkah, maka pasti ada panjang langkah yang sedemikian hingga Antum dapat memijaki setiap bilangan rasional yang ada. Dalam membuktikan bilangan pi sebagai BILANGAN IRRASIONAL, justru eksistenisnya ada lantaran pi BILANGKAHI, bukan DIPIJAKI.

Membuktikan bilangan pi ini hanya dipelajari oleh orang-orang yang mengambil matakuliah ANALISIS RIIL di jurusan matematika.

Perhatikan bahwa setiap bilangan rasional memiliki PETUNJUK. Itulah gagasan dari IHDINÂ AL-SHIRÂTH AL-MUSTAQÎM, "Tunjukan kepada kami JALAN YANG LURUS." Yang dimaksud dengan AL-SHIRÂTH AL-MUSTAQÎM adalah aku hanya mengikuti SATU ORANG saja. Di depanku tiada yang lain selain dia. Kalau ada yang lain, maka yang lain itu haruslah SERUPA dengannya.

Misalkan garisnya adalah g0 = (1, 2), maka petunjuknya adalah 2 MENGIKUTI 1. Tentunya berbeda denga g1 = (2, 1), yakni 2 DIIKUTI 1. Apabila ada titik-titik lain yang berada pada garis g0 = (1, 2), maka titik-titik tersebut tidak boleh merusak definisi g0 = (1, 2) itu. Misalnya titik 3, maka garis g0 = (1, 2) sama dengan g2 = (2, 3) ATAU g4 = (3, 1). Perhatikan bahwa g2 dan g4 tidak bertentangan dengan g0 = (1, 2), karena 3 berada DI LUAR 1 dan 2. Jadi, kita tulis garis tersebut sebagai:

g0 = (1, 2) ATAU g2 = (2, 3) ATAU g4 = (3, 1),

dimana ATAU artinya HANYA SATU saja yang digunakan. Ini seperti MONOGAMI. Kata ATAU kita ganti dengan SAMA DENGAN:

g0 = g2 = g4.

Bisa juga titik-titik yang berada di antara 1 dan 2, akan tetapi haruslah menjamin g0 = (1, 2), yaitu 2 mengikuti 1. Sebagai contoh, garis-garis tersebut dapat ditulis sebagai:

g0 = (1, 2)

ATAU

g01 = (1, 3/2) DAN g02 = (3/2, 2).

Ini seperti POLIGAMI. Kata DAN kita ganti dengan OPERASI *, yakni:

g0 = g01 * g02.

Nah, garis g0 = (1, 2) dapat diurut menjadi:

1--3/2--2,

dimana keberadaan 3/2 tidak menghalangi 2 MENGIKUTI 1.

Dan inilah gambaran SHIRÂTH AL-MUSTAQÎM.

7.3. AYAT MUHKAMAT DAN aYAT MUSTASYÂBIHÂT

Titik-titik yang mendefinisikan suatu garis, katakanlah A dan B dalam garis g = (A, B), adalah titik-titik rasional, titik-titik yang jelas. Titik-titik yang tidak jelas adalah titik-titik IRRASIONAL.

Gunakan ini untuk memahami AYAT MUHKAMAT sebagai SOSOK RASIONAL dan AYAT MUTASYÂBIHÂT sebagai "sosok siluman" dalam ayat 3.7.

7.4. SIMETRI ANTARA GARIS LURUS DAN LINGKARAN

Kita pernah membahasnya dam PARADOKS ZENO. Sekarang kita bahas lagi dengan pendekatan lain...

GARIS LURUS adalah garis lurus dengan PANJANG TAK HINGGA. Apa arti panjang tak hingga? Yaitu SETIAP TITIK pada garis tersebut adalah TITIK TENGAH. Pastikan!

Karena setiap titik adalah titik tengah, maka BERGERAK dari satu titik ke titik laih hanyalah bergerak atau berdiam di tempat. Pastikan!

Berdirilah di sebuah titik pada garis lurus itu. Kemudian, melangkahlah selangkah keluar dari garis itu. Lalu berlarilah pada arah yang sejajar garis itu. Apakan Antum bergerak terhadap titik-titik pada garis?

Tidak!

Mengapa?

Karena setiap titik pada garis tersebut adalah TITIK TENGAH. Bagi setiap titik itu, Antum tidak bergerak, Antum hanya DIAM di TITIK TENGAH. Atau Antum berlari mengitari sebuah TITIK TENGAH sebuah LINGKARAN. Yaitu lingkaran yang panjang jari-jarinya adalah panjang LANGKAH Antum tadi.

7.4. STRUKTUR TAWAF ITSNA ASYARIYAH

Dalam riwayat sunni, dikatakan bahwa Muhammad saw tidak meyakini wahyu yang turun kepadanya. Maka Khadijah as perlu mengantarnya kepada Waraqah bin Nauval. Waraqah meyakini wahyu lantaran terlebih dahulu meyakini Injil.

Abu Bakar juga lebih dulu meyakini wahyu yang turun kepada Muhammad saw. Tidak jelas ia terlebih dahulu belajar kepada siapa. Mendengar ini, sunni terbagi atas dua bagian. Pertama, menuduh sebagian sunni sebagai pembohong. Kedua, menerima riwayat lain Abu Bakar telah shalat sebelum Islam...

Juga, ternyata Syaikh Jailani telah terlebih dulu ada... Ada juga yang mengatakan sebagai Rumi.

Sunni ibarat pelaku MONOGAMI yang istrinya ikut SELERA PASAR, lebih pelik ketimbang ana yang pelaku POLIGAMI...

Al-Qur'an menyebut sosok-sosok semacam di atas sebagai AL-THÂ-IFAH. Ini untuk dibedakan dari Muhammad saw sebagai AL-MUSTHAFÂ' saw. Kata-kata MUSTHAFÂ' dan THÂ-IFAH berasalah dari kata yang sama dengan THAWAF. Yang dimaksud adalah, seperti dalam mendeskripsikan garis, maka garis g0 = (1, 2) memang rawan. Perhatikan contoh sebelumnya tentang adanya titik 3, maka garis g0 ini bisa berkembang menjadi g4 = (3, 1). Yakni ada yang mendahului Muhammad saw.

Kasus ini sama saja dengan ada yang mengklaim membawa pesan dari Muhammad al-Musthafa' saw atau pun Muhammad al-Mahdi af, yaitu kasus g 2 = (2, 3). Maka Muhammad saw perlu bersabda jelas, "Setelahku adalah Ali... dan al-Mahdi penutup kami..." Kata PENUTUP adalah SIMETRI 12 yang membentuk LINGKARAN KAZHIMI 12.

Kita telah melihat TAWAF dalam MATEMATIKA JAM. Perkalian permutasi memenuhi JAM KAZHIMI yang merupakan modifikasi dari struktur matematika jam.

Nah, struktur Muhammad dan Ahlul Bayt saw tentunya memenuhi suatu struktur. Bukan tidak tampak struktur tawaf melainkan kita terlampau dungu untuk menemukan struktur tersebut.

Di muka bumi ini tiada yang memperkenalkan JAM KAZHIMI kecuali Sayyid Abdullah al-Musawi berkat datuknya Imam Musa al-Kazhim as. Ia meyakini datuknya sebagai AHLU DZIKRA yang Allah aw berfirman (16.43), "Maka bertanyalah kepada Ahlu Dzikra sekiranya kalian tidak tau." Maka, tentang struktur tawaf ITSNA ASYARIYAH, bertanyalah kepada Ahlu Dzikra.

Tidak ada komentar: