Selamat Datang di Blog Kami

Blog ini khusus memuat catatan dan kumpulan status Abdullah Isma'ili di facebook

Blog ini merupakan bentuk terima kasih kami (admin) pada abah kami Abdullah Isma'ili

Silakan bertanya pada kami di facebook
1. Safiyah Alifa
2. Syarifah Safinah Alaydrus
3. Yudas Iskandar
4. Evida Zaitun Alkaff
5. Surya Hamidi

lovely family

lovely family
edited by Zakki Assegaf

Rabu, 19 Januari 2011

PINTU ILMU 1:

ADA DALAM WAKTU, RUANG, DAN GERAK

Tentu saja Antum dapat berkata, "Aku ADA." Maka keberadaan Antum itu BENAR selama Antum MENGADA. Mengada adalah menyatakan diri Antum ADA.

Bisa dengan berbicara, menyahut, atau dengan interaksi tertentu. Misalkan dalam SEKARAT, maka interaksi yang Antum adakan adalah mengundang simpati. Orang yang mengakui Antum ada mungkin berkata, "Kasihan... Ia butuh pertolongan." Ada juga yang menghardik, "Biarlah! Mampus aja sekalian..." Ini pun pengakuan keberadaan Antum yang, karena keberadaan itulah sehingga ia ingin Antum tiada.

1.1. ADA DAN TIADA DALAM WAKTU

Semua yang mengada yang dapat kita akui keberadaannya hanyalah ADA DALAM WAKTU. Dulu ada, sekarang tiada. Sekarang tiada, nanti ada...

Mengapa ia harus ADA DALAM WAKTU?

Ini demi kepentingan kita juga. Kita tidak mengerti ADA, dan waktu diciptakan agar kita mengerti TIADA. Dan bahwa kita ini TIADA. Dari tiada menjadi ada kemudian tiada.

Kita mengalami TIADA. Dari situlah kita memahami apa itu tiada.

Tiada adalah NOTHING. Tidak berguna membicarakan tiada. Yang menarik adalah ADA. Maka muncul pertanyaan, "Apa itu ADA?"

Adakah yang selalu ada?

Pertanyaan ini sama dengan, "Adakah yang tidak bergantung pada waktu?"

1.2. WAKTU PERIODIK DAN PERIODE WAKTU

Dari penjelasan di atas, maka ADA adalah ADA SETIAP SAAT. Sesuatu yang ada dalam penggalan waktu tertentu, maka ia ada setiap saat di dalam penggalan waktu itu.

Setiap saat artinya, setiap kali Antum ingin menemuinya, ia ada. Bayangkan kata SETIAP ini Antum lakukan dalam selang waktu sekecil-kecilnya, maka Antum mendapati keberadaannya dalam selang waktu terkecil itu.

Nah, selang waktu terkecil ini menunjukkan WAKTU PERIODIK. Dan selang waktu itu dapat kita sebut PERIODE WAKTU.

1.3. WAKTU PERIODIK, WAKTU LINIER, DAN KEKELIRUAN NEWTON

Misalkan ada dua buah benda, A dan B. A menyaksikan B itu ada tentu dalam periode waktu tertentu. Nah, kekeliruan Newton adalah menulis waktu sebagai WAKTU LINIER, yaitu waktu dalam garis lurus.

Gambarkan sebuah penggalan garis lurus mendatar dari kiri ke kanan, dan berikan tanda panah di ujung kanan dan tulislah t di bawah panah itu. Itulah waktu linier yang digambarkan Newton. Dan itu keliru. Antum tidak dapat melihat waktu t = akar dari 3, karena ia adalah BILANGAN IRRASIONAL.

Antum hanya dapat melihat waktu dalam periode tertentu. Katakanlah periode itu T. Maka Antum hanya dapat melihat dalam waktu-waktu t = 0, T, 2 x T, 3 x T, 4 x T...

Untuk mudahnya, gambarkan dalam bentuk gelombang sinusoida Cos[(2 x pi x t)/T]. Mintalah salah seorang siswa SMA untuk menggambarkan fungsi f(t) = Cos[(2 x pi x t)/T] dimana t berada pada garis t tadi. Buatlah garis yang tegak-lurus garis t ke arah menjauhi badan Antum, dan berilah panah di ujung jauh. Titik potong antara kedua garis itu diberi simbol 0. Nah, gambarkan fungsi Cos[(2 x pi x t)/T] di situ. Tak perlu risau, anak SD pun mengerti kalau telah digambarkan.

Apabila telah digambarkan, maka perhatikan, ada titik maksimum bernilai 1, dan titik minimum bernilai -1. Nah, waktu periodik adalah setiap t = 0, T, 2 x T, 3 x T... yang nilainya adalah f(t) = 1.

1.4. ADA DALAM GERAK

Bagaimana A mengetahui B itu ADA?

Yaitu ADA DALAM WAKTU. Akan tetapi A tidak akan mengetahui adanya B sekiranya B tidak dalam bergerak. Kalau ada sesuatu yang lain, maka, meskipun JARAK antara A dan B tetap, akan tetapi keberadaan B dapat diketahui sekiranya sesuatu itu bergerak terhadap B.

Artinya, untuk mengetahu B ada, maka A membutuhkan ADA yang lain selain B yang bergerak. Demikian juga, untuk mengetahui B ada, ia harus bergerak. Nah, gerak dalam hal ini adalah interaksi.

A bergerak terhadap B sama dengan B bergerak terhadap A.

Artinya, sesuatu ADA bagi sesuatu yang lain hanyalah apabila ia bergerak terhadap yang lain.

Bersuara juga bergerak, melihat juga membutuhkan gerak...

Jadi, sekali lagi, ada adalah ADA DALAM GERAK.

1.5. TIDAK ADA GERAK LURUS

Misalakan ada sebuah benda. Lalu terpecah menjadi dua, A dan B. Maka kedua-duanya saling bersaksi apabila, sesaat setelah pecah, satu bergerak terhadap yang lain.

Dari menyatu, TIADA JARAK, menjadi BERJARAK setelah periode waktu tertentu, dalam hal ini T. Setelah itu, sekiranya masih ADA, haruslah bergerak, mendekat atau menjauh.

Akan tetapi DEKAT dan JAUH perlu dipikirkan baik-baik. Apa artinya JAUH? Sebentar lagi akan TIADA? Katakanlah A berkata, "Sebentar lagi Antum tiada." B akan membantah, "Aku tetap ADA, Antum lah yang tiada."

Seluruh makhluq yang ADA tidak akan membenarkan kedua-duanya!

Artinya, dalam SEMESTA PEMBICARAAN ADA, dalam kurun waktu ADA, tidak ada kata MENJAUH. Artinya, MENJAUH adalah TIADA.

Jadi, GERAK LURUS Newton itu benar dalam arti "gerak menuju ketiadaan". Akan tetapi ketiadaan adalah ketak-tahuan. Dan tidak masuk akal membicarakan ketak-tahuan.

Maksudnya, benda A dan B, dalam keberadaan satu terhadap yang lain, tidak mengenal JARAK. Kalau pun ingin disebut jarak, maka JARAKNYA TETAP. Keadaan TIADA adalah TIADA SECARA TIBA-TIBA. Seperti itu pula, ADA SECARA TIBA-TIBA.

1.6. WAJAH TUHAN DI HADAPAN NUR

Tuhan itu ADA...

Kata siapa?

Kata sesuatu yang ADA setelah Tuhan. Jadi, ada dua, seperti A dan B. Jika demikian, maka tiada yang disaksikan B terhadap A selain "kemana pun engkau menghadap, di situ terdapat wajah Tuhanmu..."

Bayangkan B di pusat kulit bola dan memandang ke seluruh penjuru, wajah Tuhan adalah kulit bagian dalam dari bola itu.

Begitulah gambaran NUR yang pertama kali dicipta.

1.8. WAKTU DAN RUANG

Kita sudah sampai kepada definisi TUHAN:

"Ia yang kemana pun aku menghadap, di situ terdapat wajahNya."

Selama aku tidak menemukan yang demikian, maka aku tidak mengenal Tuhan.

Dan definisi dari selain Tuhan adalah:

"Ada tempat yang ia tiada."

Ia ada, tapi ia bukan Tuhan. Ia ada tapi di sini ia tiada. MUNGKIN adanya di sana... Sekarang di sini, kelak mungkin di sana...

Nah, sekarang-kelak memunculkan WAKTU, sini- sana memunculkan RUANG.

Mana yang lebih dulu ada: aku, ruang, ataukah waktu?

Tergantung siapa yang menjawab. Kalau aku, jelas bohong. Yang dapat menjawab hanyalah Tuhan.

Jadi, benar-tidaknya jawaban ini hanya dan hanya dari Tuhan.

Bagi aku, waktu dan ruang adalah atribut dari sesuatu yang tiada. Ada artinya ada pada saat aku menyaksikannya, dan persaksianku tentang adanya si ada adalah sekaligus tempat. Si ia tiada di situ, akan tetapi di situ telah ada si "situ".

1.9. TAWAF

NUR pecah menjadi NUR MUHAMMAD saw dan NUR ALI as yang bertawaf mengelilingi nur Muhammad saw.

Mengapa harus tawaf?

Tawaf adalah GERAK MELINGKAR. Atau gerak pada lingkaran. Ini merupakan degradasi dari "kemana puh engkau menghadap, di situlah
wajah Tuhanmu..." Tawaf merepresentasi BIDANG, menunjukkan ada sisi ruang yang hilang. Ada dimensi yang hilang.

Akan tetapi juga sekaligus memberikan perbedaan antara kulit bola dan
lingkaran. Ada pada lingkaran, tiada pada kulit bola.

Mengapa harus "ada" tiada?

Dari pertanyaan itu, jawabannya adalah "ada tapi tiada". Atau "bukan tiada tapi ada".

1.10. ADANYA DUA BENDA ADALAH TAWAF DALAM WAKTU

Pastikan bahwa, apabila ada dua benda, maka satu saling tawaf terhadap yang lain, menurut masing-masing. Dapat saling klaim. Nah, yang benarnya, yang mana bertawaf terhadap yang mana, hanya Tuhan yang tau.

Dan Tuhan memberitahukan kita, "Ali as bertawaf mengelilingi Muhammad saw."

Tanpa pemberitahuan ini, kita takkan pernah tau.

Ingatlah bahwa JARAK atau RUANG belum ada. Akan tetapi WAKTU telah ada. Jadi, tawaf tersebut adalah tawaf dalam waktu.

Kesadaran ruang mulai ada setelah NUR FATHIMAH as ada. Bayangkan bahwa NUR MUHAMMADA dan NUR FATHIMAH saw menjadi sumbu, atau DIPOL, yang nur Ali as bertawaf mengelilingi sumbu itu.

Ada RUANG atau jarak antara nur Muhammad dan nur Fathimah saw membangkitkan kesadaran ruang dari lingkaran tawaf.

Mulai ada TEMPAT. Nah, tempat itulah AL-HASAN dan AL-HUSAIN as.

1.11. PERMUTASI

Perhatikan bahwa TEMPAT atau RUANG adalah KEMUNGKINAN. Ini terkait dengan PERMUTASI.

Pada Pintu Ilmu 2, kita akan melihat kaitan uraian di atas dengan permutasi.
See More

Tidak ada komentar: